Minggu, 25 Februari 2024

233. LEAD US NOT INTO TEMPTATION

 

233. LEAD US NOT INTO TEMPTATION

_______________________________

 

Seorang pendeta senior berkhotbah bahwa kalau kita minta kepada Tuhan untuk tidak kena pencobaan, itu sesuatu yang mustahil, karena hanya orang mati yang tidak kena pencobaan. Semua orang harus kena pencobaan sebab katanya, melalui pencobaan itu kita naik kelas. Wah, aku agak kaget mendengar ini, karena ini bertolakbelakang dengan ajaran Tuhan Yesus.

Bahkan, kata pendeta ini, kena pencobaan adalah berkat, lalu dia mengutip apa yang tertulis di Yakobus 1:12.

 

Filsafat dunia juga mengajarkan yang intinya serupa. Mark Twain seorang sastrawan dan filsuf yang tidak pernah menerima Tuhan (katakanlah pro-atheisme) menulis dalam kumpulan ceritanya The Mysterious Stranger, sebuah kisah tentang kalimat “Lead us not into temptation” (jangan menuntun kami ke dalam pencobaan) yang diubahnya menjadi “Lead us into temptation” (tuntunlah kami ke dalam pencobaan). Singkatnya filsafat yang diajukannya demikian, jika Tuhan yang menuntun kita masuk ke dalam pencobaan, maka Tuhan pasti menuntun kita keluar dari pencobaan itu. Jadi kita aman. Tapi konsep ini bukan konsep alkitabiah. Mengapa? Karena Tuhan tidak akan menuntun manusia masuk pencobaan. Tuhan tidak mau mencobai manusia. Yakobus 1:13 berkata, Allah sendiri tidak mencobai siapa pun”. Jadi kita harus berhati-hati, sebagus-bagusnya filsafat manusia, jika itu bertentangan dengan ajaran Tuhan, jangan kita dengarkan, karena kita bisa tersesat dalamnya.

 

Kita kembali kepada khotbah pendeta yang mengatakan bahwa setiap manusia harus dicobai supaya naik kelas, dan dia mengutip Yakobus 1:12.

Yakobus 1:12

Diberkatilah orang yang tahan dalam pencobaan; sebab apabila ia sudah teruji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada mereka yang mengasihi Dia.

 

Pertama, pendeta ini kurang teliti dalam membaca ayat ini. Ayat ini tidak berkata bahwa orang yang masuk dalam pencobaan itu diberkati, tetapi orangYANG TAHAN dalam pencobaan” yang diberkati. Jadi beda.

Kalau kita lihat tulisan Greekanya yang asli, kata yang diterjemahkan “tahan” atau “endureth” di KJV, itu adalah ὑπομένω [hupomenō], yang artinya bersabar dalam, bertahan dalam, tetap teguh, tidak goyah, ulet. Jadi ayat ini mengatakan, orang yang kena pencobaan, tetapi tidak jatuh, tidak murtad, tidak meninggalkan imannya, tidak menyangkal Tuhannya, dia itulah yang diberkati. Dia diberkati bukan karena masuk  pencobaan, tetapi karena dia tidak goyah saat dia kena pencobaan. Bisa dipahami bedanya ya?

 

Nah, memang benar bahwa setiap manusia pasti pernah masuk ke dalam pencobaan, sama seperti setiap manusia pasti pernah berbuat dosa. Tapi itu tidak berarti bahwa kita tidak harus belajar menghindari pencobaan maupun belajar menghindari dosa dengan bantuan Tuhan. Kalau bisa lebih baik kita tidak masuk ke dalam pencobaan.

Kena pencobaan sesungguhnya bukanlah kondisi yang ideal, karena di ayat berikutnya diterangkan mengapa kita bisa kena pencobaan. Mari kita teruskan membaca.

Yakobus 1:13-15

13            Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: ‘Saya dicobai Allah!’ Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun.

14            Tetapi setiap orang dicobai, saat ia diseret oleh hawa nafsunya sendiri, dan terpikat.

15            Lalu ketika hawa nafsu itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan dosa, bila itu sudah selesai (dilakukan), ia melahirkan maut.

 

Lho, mengerikan!

Poin yang pertama yang harus kita ingat ialah, Allah sendiri tidak mencobai siapa pun.” Ini penting, karena manusia cenderung menimpakan segala musibah kepada Tuhan, “O, itu sudah kehendak Tuhan”, “itu sudah ditakdirkan Tuhan”, “itu sudah suratannya”, gunung meletus itu kehendak Tuhan, pesawat jatuh itu kehendak Tuhan, gempa bumi itu kehendak Tuhan, tsunami itu kehendak Tuhan, kapal karam itu kehendak Tuhan, tertabrak di jalan itu kehendak Tuhan, kena penyakit itu kehendak Tuhan ~~ semua yang negatif itu salah Tuhan. TIDAK!

Memang ada bencana yang didatangkan Tuhan sebagai hukuman, tetapi sebelum bencana itu diturunkan, Tuhan selalu memberi peringatan lebih dulu, Tuhan selalu memberikan kesempatan terakhir bagi manusia untuk bertobat. Jika tidak mau bertobat, baru hukuman diturunkan. Ini bisa kita lihat:

ü   saat air bah di zaman Nuh.

Tuhan  sudah memberitahu akan ada air bah 120 tahun sebelumnya. Tuhan memberi waktu 120 tahun bagi manusia untuk bertobat. 120 x 365 hari = 43’800 hari bagi manusia untuk bertobat. Ketika manusia mengabaikan tawaran Tuhan, air bah datang.

ü   Dihancurkannya Sodom dan Gomora.

Tuhan memberitahu Abraham bahwa kedua kota maksiat itu akan dihancurkan. Bahkan Abraham sempat tawar-menawar dengan Tuhan. Abraham menawar hingga angka terendah yaitu 10, dan Tuhan setuju, jika ada 10 orang Sodom-Gomora yang tidak jahat, Dia tidak akan menghancurkan kedua kota itu. Tapi ternyata tidak ada 10 orang, hanya 4 orang yang dikeluarkan dari kota itu, tapi bahkan dari yang 4 orang ini, yang akhirnya selamat hanya 1.

ü   Peringatan penghancuran kota Niniwe di zaman nabi Yunus.

Niniwe itu ibukota Asyur, tempat bangsa penyembah berhala yang terkenal kejam, yang juga musuh Israel. Tapi sebelum Tuhan menghancurkannya, Tuhan mengirim Yunus untuk memberi peringatan kepada mereka bahwa dalam 40 hari mereka akan disapu habis. Tapi yang luar biasa, orang-orang kafir yang bengis dan tidak mengenal Tuhan ini, bertobat! Mulai rajanya sampai binatang-binatangnya semua berpuasa dan berkabung minta pengampunan Tuhan. Dan Tuhan menyelamatkan mereka.

ü   Penawanan Israel ke Babilon.

Lebih dari seratusan tahun sebelum Israel ditaklukkan Babilon, Tuhan sudah mengirim nabi-nabiNya untuk mengingatkan agar Israel bertobat, kalau tidak, Tuhan akan mengizinkan Babilon yang kafir dan bengis untuk menaklukkan dan menawan mereka 70 tahun lamanya. Israel tidak ambil perduli dengan peringatan Tuhan, menganggap diri mereka bangsa pilihan, tidak mungkin Tuhan akan menyerahkan mereka kepada bangsa kafir. Karena Israel tidak bertobat, Babilon datang 3 x menyapu habis semua kebanggaan Israel, termasuk melucuti Bait Allah megah yang dibangun Salomo.

ü   Tujuh Malapetaka Terakhir di akhir zaman ini.

Yesus sendiri sudah memberikan peringatanNya sebelum kematianNya di salib, yang dicatat di kitab Matius; dan melalui kitab Wahyu yang ditulis Yohanes pada abad 1 Masehi, manusia sudah diberitahu bahwa akan terjadi bencana-bencana besar yang mendahului kedatangan kedua Yesus Kristus. Itu sudah 2000an tahun yang lalu. Tetapi banyak manusia sampai hari ini yang tidak perduli. Memang Tuhan tidak memberitahu kita kapan persisNya bencana-bencana itu akan terjadi, tetapi percayalah, itu pasti akan terjadi. Melihat tanda-tanda nubuatan yang sudah digenapi, pelajar-pelajar nubuatan pasti tahu bahwa penggenapannya hampir selesai, berarti waktu yang tersisa tidak banyak. Jika kita panjang umur, itu akan terjadi di masa kehidupan kita. Namun kita semua tahu, bahwa bencana-bencana yang datang dari Tuhan adalah bentuk hukuman bagi mereka yang memberontak kepada Tuhan. Begitu juga malapetaka-malapetaka terakhir yang akan dijatuhkan Tuhan ke atas dunia ini, itu adalah bentuk hukuman bagi mereka yang memberontak kepada Tuhan. Berarti bila bencana-bencana itu jatuh, pintu rahmat pengampunan Tuhan sudah tutup, hukuman sudah dijatuhkan, tidak ada lagi manusia yang bisa bertobat. Sekarang inilah waktunya untuk bertobat. Jangan terlambat. Jangan menunggu datangnya bencana, karena pada waktu itu Tuhan sudah menutup pintu rahmatNya.

 

Jadi, poin pertama, semua bencana atau pencobaan yang dialami manusia, yang tanpa didahului oleh peringatan atau panggilan Tuhan untuk bertobat, itu tidak datang dari Tuhan. Dari mana? Kita lanjut ke ayat berikutnya.

 

Poin kedua,  “setiap orang dicobai oleh hawa nafsunya sendiri”.  Jadi salah kita sendiri kenapa kita menuruti hawa nafsu, menuruti ketertarikan kepada hal-hal yang mendatangkan pencobaan dalam hidup kita. Misalnya?

ü   Tidak lulus ujian karena tidak tekun belajar.

Akibatnya tertinggal yang lain dan kalah bersaing dalam prestasi.

ü   Bergaul dengan orang-orang yang tidak baik akhlaknya.

Akibatnya tertular kebiasaan buruk mereka, yang sulit ditinggalkan.

ü   Mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi, ugal-ugalan dan tidak bertanggung jawab.

Akibatnya mencelakakan diri sendiri dan orang lain.

ü   Malas dan tidak tekun bekerja sehingga tidak dihargai atasan.

Akibatnya kalau ada apa-apa, yang pertama kena PHK, dan susah mendapatkan nafkah.

ü   Tergiur konsumtif, asal membeli tanpa perhitungan.

Akibatnya terlibat banyak utang yang membuat stress dan putus asa.

ü   Tidak membuat perhitungan fnansial dan kesiapan emosional sebelum punya anak.

Akibatnya kalang kabut ketika punya anak dan tidak bisa memberi pendidikan yang baik, yang formal maupun informal kepada anak, dengan demikian menempatkan anak pada posisi yang kelak tidak bisa bersaing dengan angkatannya.

ü   Sudah tahu makanan yang tidak sehat, tetap dikonsumsi demi selera.

Akibatnya setelah sekian tahun muncul segala macam penyakit menggerogoti tubuh dan kantong.

ü   Sudah tahu hidup patuh kepada Hukum Allah itu yang terbaik, tapi memilih jalannya sendiri.

Akibatnya jatuh dalam segala macam masalah dan bahkan resiko kehilangan keselamatan dan hidup kekal.

 

Jadi sebagian besar masalah yang kita alami adalah konsekuensi dari pilihan-pilihan yang salah yang terakumulasi selama tahun-tahun sebelumnya. Biasanya satu konsep yang salah akan melahirkan konsep-konsep yang salah lainnya, sehingga akhirnya kita terjerat jaring konsep-konsep yang salah yang kita buat sendiri. Singkatnya, kita yang menciptakan pencobaan bagi diri kita sendiri.

 

Apa kata ayat berikutnya? Kalau hawa nafsu itu telah dibuahi”  artinya hawa hafsu itu kita turuti, kita wujudkan, maka ia melahirkan dosa”, segala yang melanggar Hukum Allah itu dosa. Dan menuruti nafsu yang buruk, mengikuti obsesi yang buruk itu tidak pernah akan menghasilkan sesuatu yang baik, itu pasti menghasilkan dosa, menghasilkan pelanggaran Hukum Allah, menghasilkan keserakahan, kemarahan, iri hati, kebencian, kelicikan, dendam, pembalasan, bahkan pembunuhan.

Memangnya dari mana terjadi pembunuhan? Dari akumulasi nafsu-nafsu buruk yang dibuahi.

Jadi, kalau sadar kita sedang memiliki hawa nafsu yang buruk, cepat-cepat berlutut minta Tuhan menghapuskan itu dari pikiran kita. Lupakan itu. Jangan dibuahi. Ketika hawa nafsu itu belum dibuahi, masih keburu dihapus. Tapi satu kali itu sudah dibuahi, kita sudah terjerat dalam jaring Setan. Selanjutnya jalan yang ada hanya jalan yang menurun.

 

Dan akibat yang tidak terelakkan dari dosa itu apa?  dosa, bila itu sudah selesai (dilakukan), ia melahirkan maut.” Mengerikan, bukan? “Upah dosa ialah maut” (Roma 6:23), tidak ada opsi yang lain. Upah dosa hanya maut. Maut itu artinya kematian kekal, tidak ada pengampunan, tidak ada kebangkitan, tidak ada kelanjutan, hanya eliminasi kekal.

 

Jadi, langkah yang paling baik adaah: JANGAN MASUK PENCOBAAN.

Cara yang paling mudah adalah jangan mengambil langkah yang pertama yang membawa kita masuk pencobaan, selalu prevention is better than cure, mencegah itu lebih mudah daripada mengobati.

 

Bagaimana supaya kita tidak masuk pencobaan? Ya, BERDOA MINTA KEPADA TUHAN! Kita punya Tuhan, Juruselamat kita, Penebus kita, Hakim kita, Pembela kita, Raja kita, yang mahakuasa. Kenapa kita tidak minta bantuanNya? Justru Yesus mengajarkan kita di doa Bapa Kami untuk selalu minta supaya kita tidak masuk pencobaan.

Matius 6:13

dan janganlah menuntun kami ke dalam pencobaan, tetapi selamatkanlah kami dari yang jahat. Karena milikMulah kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan selama-lamanya. Amin.

 

Nah, Yesus justru mengajar murid-muridNya untuk berdoa agar Tuhan tidak menuntun mereka ke dalam pencobaan! Karena itu kalau kita tahu isi Alkitab kita, kita tahu apa pesan Tuhan yang sebenarnya, sehingga bila ada pendeta yang mengkhotbahkan yang berbeda, kita tidak ikut salah memahami. Seharusnya memang pendeta tidak boleh salah, apalagi dalam hal mengajarkan doktrin Alkitab, tapi pendeta juga manusia, bisa bikin kesalahan. Yang penting jangan sampai kita ikut punya pemahaman yang salah.

 

Jadi pencobaan itu selalu melambai-lambaikan tangannya memanggil kita untuk masuk ke dalamnya. Kita sudah membaca tadi bahwa itu adalah hawa nafsu kita yang dibuahi. Jadi itu berasal dari diri kita sendiri. Dan siapa yang ada di belakang kita mendorong supaya kita membuahi atau menuruti hawa nafsu kita? Setan.

Kita memang sudah punya kecenderungan tertarik kepada segala yang buruk, itu warisan yang kita peroleh dari Adam, kecenderungan untuk menyukai dosa. Dosa itu manis menurut kita. Ditambah lagi Setan selalu berbisik supaya kita menuruti hawa nafsu tersebut. Kita sendiri jelas bukan tandingan Setan. Setan sudah hidup lamaaaaa sebelum dunia ini diciptakan, pengalamannya sudah banyak, dan dia sangat cerdik, dia tahu kelemahan kita, dan dia memanfaatkan itu supaya kita terbujuk kata-katanya. Karena itu KITA HARUS MINTA BANTUAN TUHAN! Seperti yang diajarkan Tuhan Yesus. Kita harus berdoa minta SUPAYA TUHAN YANG MENUNTUN KITA, MEMBELOKKAN KAKI KITA MENJAUHI PENCOBAAN yang sedang melambai-lambai di depan kita. Hanya dengan cara itu kita bisa selamat dari yang jahat, seperti kata Yesus, “janganlah menuntun kami ke dalam pencobaan, tetapi selamatkanlah kami dari yang jahat.”

Kita perlu setiap hari berdoa begini, karena hanya Tuhan yang bisa menghindarkan kita dari masuk ke dalam pencobaan. Tidak ada jalan lain.

 

 

 

 

 

25 02 24

 

 

 

 

 

 

Sabtu, 24 Februari 2024

232. APA MAKSUD MATIUS 10:28?

232. APA MAKSUD MATIUS 10:28

_______________________________

 

 

Kadang-kadang orang dibuat bingung dengan istilah-istilah di Alkitab, itu karena para nabi/rasul tidak didikte Allah pada waktu mereka menulis, tetapi Roh Kudus menyampaikan pesan tersebut ke dalam pikiran mereka, bisa lewat penglihatan, bisa lewat bisikan hati nurani, bisa lewat mimpi, bisa lewat diberitahu malaikat, dan nabi/rasul itu yang menulis dengan kata-katanya sendiri, dengan gaya bahasanya sendiri, sesuai latar belakang pendidikannya dan kebudayaan di zamannya. Namun demikian, Allah tetap menjaga agar pesanNya bisa diterima manusia dengan pemahaman yang benar. Karena itu Allah selalu mengulang-ulangi prinsip dari pesan-pesanNya kepada beberapa nabi/rasul, sehingga kalau kita bingung dengan tulisan satu orang nabi/rasul, kita bisa memahaminya dari tulisan  di kitab lain dari nabi/rasul yang lain tentang topik yang sama. Karena pencipta (author) Alkitab itu adalah Roh Kudus, maka sudah pasti tidak ada prinsip atau konsep yang bertentangan. Hanya saja karena yang menulis itu manusia-manusia yang berbeda, gaya penulisannya sendiri-sendiri. Ada yang kalimatnya pendek-pendek, sederhana, bisa langsung ditangkap semua artinya. Ada yang kalimatnya panjang-panjang, rumit, butuh dibaca berulang-ulang. Tapi pecayalah jika kita mengawali semua pembacaan Alkitab dengan doa, Tuhan akan membuka pemahaman kita.

 

Nah, Matius 10:28 itu sering menimbulkan pemahaman yang salah, terutama bagi mereka yang memang punya konsep yang salah tentang kebakaan jiwa. Mari kita lihat. Dan jangan lupa semua ayat di blog ini diambil dari KJV/NKJV yang diindonesiakan.

 

Matius 10:28

Dan janganlah takut kepada mereka yang  membunuh tubuh, tetapi tidak bisa membunuh jiwa (soul); melainkan takutlah Dia yang bisa membinasakan baik jiwa (soul) maupun tubuh di dalam neraka.

 

Ayat ini sering menimbulkan kesan bahwa tubuh dan jiwa itu entitas yang terpisah, dan bisa hidup sendiri-sendiri, bahkan yang satu (jiwa) bisa tetap hidup sementara yang satu (tubuh) sudah mati. Konsep kebakaan jiwa ini justru adalah konsep penyesatan Setan yang pertama, Setan berkata kepada Hawa,

Kejadian 3:4

Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: ‘Kamu pasti tidak akan mati’.

 

Padahal Tuhan sejak awal pertama sudah memberitahu pasangan Adam dan Hawa, jika mereka melanggar Hukum Tuhan, jika mereka berbuat dosa (karena melanggar Hukum Tuhan itu namanya dosa ~ 1 Yohanes 3:4)  dalam hal ini makan buah dari pohon pengetahuan baik dan buruk, mereka pasti akan mati.

 

Kejadian 2:16-17

16 Dan TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia laki-laki itu, Dari semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas’.17 ‘tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.’

 

Roma 6:23

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal melalui Kristus Yesus, Tuhan kita.

 

Jadi konsep bahwa manusia (atau ada bagian dari manusia itu = roh/jiwanya) tidak akan mati, itu ditanamkan Setan sudah sejak di taman Eden kepada Hawa. Dan ini terus-menerus diwariskan kepada generasi-generasi manusia hingga ke zaman kita, dan setinggi apa pun pendidikan kita, secanggih apa pun ilmu yang kita kuasai, mayoritas kita masih percaya kepada kebohongan Setan, bahwa roh/jiwa kita tidak akan mati, inilah yang mereka sebut dengan konsep kebakaan jiwa.

Ada temanku yang percaya ayahnya masih berjualan kain di dunia orang mati seperti yang dilakukannya di sini. Ada juga seorang ibu yang berpesan kepada anaknya supaya kalau dia mati, dibawakan peralatan jahit-menjahitnya di dalam peti matinya supaya nanti “di sana” dia masih bisa terima jahitan seperti yang dilakukannya di dunia. Ada yang percaya jika mereka yang sudah mati sering didoakan, maka mereka yang berada di api pencucian bisa cepat selesai hukumannya dan bisa dibawa ke Surga. Ada yang percaya mendapat mimpi dari orangtuanya minta dikirimi sepatu, sebab sepatunya rusak, jadi dibakarlah sepatu-sepatu dari kertas dengan merk-merk terkenal yang mahal. Jadi menurut konsep ini, orang-orang yang mati ini sesungguhnya masih tetap hidup, hanya tanpa badan, rohnya atau jiwanya yang masih hidup. Anehnya kok roh perlu pakai sepatu, perlu pakai baju dari kain, siapa yang buka pabrik kain di Surga?

 

Di suatu acara tutup peti, aku bertanya kepada temanku apakah dia percaya suatu hari Kristus akan datang dan membangkitkan orang mati. Dia bilang percaya, itu ada di kredonya. Dan aku bertanya, kalau kebangkitannya masih nanti nunggu Kristus datang, siapa yang sekarang didoakan supaya bisa ada di Surga bersama Bapa? Oh, itu jiwa/roh orang yang mati itu, kata temanku. Jadi menurut temanku ini, jiwa/roh orang mati akan langsung ke Surga dalam hitungan hari setelah kematiannya (ada yang percaya setelah 3 hari, ada yang setelah 7 hari), dan nanti waktu kebangkitan, tubuhnya yang dibangkitkan, lalu dipersatukan lagi dengan jiwa/rohnya. Luar biasa! Kalau jiwa/rohnya sudah bisa hidup sendiri tanpa tubuh di Surga, untuk apa tubuhnya dibangkitkan? Bayangkan Adam yang sudah 6000 tahun jiwa/rohnya hidup tanpa tubuh di Surga, untuk apa tubuhnya nanti dibangkitkan? Adam cuma hidup 930 tahun di dunia. Lalu dia mati. Hingga sekarang kira-kira sudah 6000 tahun jiwa/rohnya hidup tanpa tubuh di Surga, sudah jauh lebih lama daripada waktu jiwa/roh itu hidup bersama tubuhnya selama 930 tahun di dunia. Jangan-jangan jiwa/rohnya sudah tidak terbiasa harus hidup di dalam tubuhnya lagi. Apa konsep ini tidak ajaib?

Alkitab sama sekali tidak mengajarkan itu. Tapi mayoritas manusia percaya, pokoknya begitu yang mereka tahu walaupun tidak ada bukti ayat Alkitabnya.

 

Jadi karena manusia kebanyakan berpegang teguh pada konsep kebakaan jiwa ini, maka ketika mereka membaca Matius 10:28, mereka pun mengartikannya sesuai dengan konsep kebakaan jiwa ini. Padahal bukan itu maksud Tuhan.

Apa maksud Tuhan? Mari kita lihat di ayat paralelnya di

Lukas 12:4-5

4 Dan Aku berkata kepadamu, sahabat-sahabat-Ku, ‘Janganlah takut terhadap mereka yang membunuh tubuh dan setelah itu tidak dapat berbuat apa-apa lagi.’ 5 Tetapi Aku akan peringatkan kamu sebelumnya siapa yang harus kamu takuti. Takutlah Dia, yang setelah dia membunuh, punya kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Ya, Aku berkata kepadamu, ‘Takutlah Dia.’

Jadi  “tetapi tidak bisa membunuh jiwa” di Matius 10:28 itu sama dengan ”tidak dapat berbuat apa-apa lagi” di Lukas 12:4.

 

Matius yang menulis kepada orang-orang Kristen Yahudi, menganggap kalimatnya sudah automatis bisa dipahami dengan benar, karena orang Yahudi sudah paham bahwa tidak ada pemisahan antara tubuh dengan jiwa/roh. Manusia itu satu unit yang terdiri atas tubuh+roh. Tubuh tanpa roh itu mayat, bukan manusia. Roh (nafas hidup) itu hanya diberikan kepada tubuh, kalau tidak ada tubuh, jelas Tuhan tidak memberikan nafas hidup.

Coba kita lihat di Kejadian 2:7 tulisan Ibrani aslinya

 

And the LORDH3068 GodH430 formedH3335 (H853) manH120 of the dustH6083 ofH4480 the ground,H127 and breathedH5301 into his nostrilsH639 the breathH5397 נְשָׁמָה  [neshâmâh] of life;H2416 and manH120 becameH1961 a livingH2416 soul H5315 נֶפֶשׁ [nephesh].

 

Dan TUHAN Allah membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke lubang hidungnya; dan manusia  menjadi makhluk yang hidup.

 

Kode H5397 “breath” itu tulisan aslinya נְשָׁמָה [neshâmâh], artinya “breath” (nafas), “wind” (angin), “soul” (jiwa, nyawa, manusia), “spirit” (roh)

Kode H5315 “soul” itu tulisan aslinya נֶפֶשׁ [nephesh], artinya “a breathing creature” (makhuk yang bernafas), “man” (manusia), “person” (orang), “soul” (jiwa, nyawa, manusia)

 

Jadi, Kejadian 2:7 mengatakan:



Dan ini sudah dipahami oleh orang Yahudi sebelum mereka menjadi Kristen. Orang Yahudi dari kecil sudah diajari semua kitab di Perjanjian Lama, terutama kitab-kitab Taurat Musa jadi mereka sangat paham dengan ayat Kejadian 2:7 itu. Karena itu Matius yang menulis kepada orang-orang Kristen Yahudi, memakai kata “soul” sesuai kebiasaan gaya bahasa saat itu, karena dia yakin orang-orang Yahudi paham apa yang dimaksudnya.

Tapi Lukas yang seorang tabib, lebih terperinci daripada Matius dalam penulisannya. Apalagi Lukas menulis kepada Theofilus (orang Kristen Yunani), karena itu dia memakai kalimat yang lebih jelas supaya tidak terjadi salah paham, karena mayoritas orang Yunani tidak begitu kenal kitab-kitab Perjanjian Lama, mereka baru mempelajarinya ketika menjadi Kristen.

 

Jadi baik yang dimaksud oleh Matius dan Lukas ialah:

ü   Jangan takut kepada manusia,

yang hanya bisa merampas hidup kita di dunia; tetapi tidak bisa merampas hidup kekal kita.

ü   Takutlah kepada Allah,

yang bukan hanya bisa menghabisi hidup kita di dunia tapi juga bisa melenyapkan kesempatan hidup kekal kita.

 

Ini adalah pesan Yesus, yang mengetahui bahwa pengikut-pengikutNya akan menghadapi persekusi, mereka akan dimusuhi, akan dikejar, akan dianiaya, bahkan akan dibunuh. Jadi Yesus berkata, tidak usah takut kepada mereka, karena paling banter mereka hanya bisa membunuh kamu, menghabisi nyawa kamu di dunia ini. Tapi kelak kamu akan dibangkitkan, dan kamu akan menerima hidup yang kekal.

Jadi hendaklah kita tetap setia kepada Yesus walaupun kita menghadapi persekusi, walaupun kita akan dibunuh. Yesus akan memberi kita hidup kekal nanti. Tetapi kalau kita sampai mengkhianati iman kita, karena kita sangka itu bisa menyelamatkan kita dari kejaran manusia yang mempersekusi kita, yang mau membunuh kita, lalu kita meninggalkan Tuhan, maka kita justru celaka karena kita bisa kehilangan hidup kekal kita.

 

Pesan Yesus ini berlaku juga buat pengikut-pengikutNya di akhir zaman. Tuhan sudah memberikan amaran bahwa akan terjadi persekusi lagi pada umat Tuhan di akhir zaman.

Matius 24:9

Lalu mereka akan menyerahkan kamu supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa karena namaKu. 

 

Wahyu 12:17

Dan naga itu marah kepada perempuan itu, dan pergi memerangi yang tersisa dari  Benihnya,  yang memelihara perintah-perintah Allah dan memiliki kesaksian Yesus Kristus.

 

Ayat 9 menjelaskan siapa yang dimaksud dengan naga ini.

 

Wahyu 12:9

Dan naga besar itu dilemparkan keluar, si ular tua, yang disebut Iblis dan Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dia dilemparkan keluar ke bumi, dan malaikat-malaikatnya dilemparkan keluar bersama-sama dengan dia.

 

Berarti manusia-manusia yang mempersekusi umat Allah itu menjalankan perintah Setan. Dan di akhir zaman, mereka itu bukan orang-orang asing yang tidak kita kenal, justru banyak dari mereka itu dari kalangan kita sendiri, kerabat sendiri, teman sendiri, yang mereka sangka mereka bisa menyelamatkan nyawa mereka sendiri dengan mengorbankan kita.

 

Menjadi pengikut Kristus dengan sendirinya menjadi musuh Setan, dan dimusuhi oleh orang-orang yang memihak Setan. Itu sudah konsekuensinya, karena Setan adalah musuh Allah, dan semua pengikut Allah juga menjadi musuhnya.

Apakah Allah tidak akan melindungi umatNya dari persekusi Setan dan kubunya?

Jelas Allah akan melindungi semua umatNya yang tetap setia padaNya. Tapi cara Allah melindungi bukan dengan menghindarkan persekusi itu dari umatNya. Allah mau melihat kesungguhan iman umatNya, benarkah kita mengasihi Allah dengan segenap hati, kekuatan, dan akal budi kita, atau kita hanya mengaku mengasihi Allah saja di bibir. Allah mau kita membuktikan kesungguhan hati kita. Dan hanya melalui persekusilah, umat Allah bisa membuktikan imannya. Di zaman aman, mudah menjadi pengikut Yesus. Tetapi di zaman persekusilah baru terbukti apakah iman kita itu iman sejati atau iman palsu. Yesus Kristus demi cintanya pada kita, sudah bersedia mati untuk menyelamatkan kita, apakah kita demi cinta kita kepadaNya, benar-benar bersedia mati untuk membuktikan kesetiaan kita kepadaNya, atau kita hanya omong kosong?

Matius 10:39

Dia yang menemukan nyawanya, akan kehilangan nyawanya, dan dia yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menemukannya.

 

Ini lagi kalimat yang membingungkan.

Apa maksunya “menemukan nyawanya”? Memangnya nyawanya tadi hilang di mana?

Sesungguhnya di masa persekusi, umat Allah di atas kertas (menurut undang-undang manusia) sudah kehilangan nyawanya, karena mereka sudah masuk daftar orang-orang yang harus dipersekusi, tidak bisa berjual beli (Wahyu 13:17) bahkan dengan ancaman akan dibunuh (Wahyu 13:15) jika tidak mau berkompromi. Tetapi jika mereka mau berkompromi, jika mereka mau menuruti permintaan kubu Setan ~ dan di akhir zaman itu adalah mau menyembah patung Binatang, menerima undang-undang hari Minggu ~ maka mereka akan “menemukan nyawanya” kembali, artinya mereka akan dikeluarkan dari daftar persekusi, mereka batal dibunuh, mereka boleh hidup dengan tenang, tidak dimusuhi lagi karena mereka sudah bergabung dengan kubu Setan.

Tetapi apa akibatnya?

Justru mereka “akan kehilangan nyawanya” di tangan Tuhan. Karena mereka telah mengkhianati iman, mengkhianati Tuhan. Maka mereka akan kehilangan hidup kekal mereka. Sama kan ini artinya dengan Matius 10:28 dan Lukas 12:4?

Karena itu Tuhan berkata, kalau umatNya rela kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menemukannyakarena Tuhan akan membangkitkan dia dan mengaruniakan kepadanya hidup yang kekal. Tetapi kalau sebaliknya umat Tuhan berupaya sendiri untuk menyelamatnya nyawanya dengan berkompromi dengan musuh Tuhan, ya berarti dia sendiri yang melepaskan Tuhan.

Pilih mana?

 

Jadi ingat Matius 10:28 dan Lukas 12:4, mengingatkan supaya umat Allah jangan takut kepada menusia yang hanya bisa merampas hidup duniawi kita, mereka tidak bisa merampas hidup kekal kita. Selama kita tetap setia kepada Tuhan, hidup kekal itu milik kita. Karena itu jika kita ingin tetap mendapat hidup kekal dari Tuhan, maka tetaplah setia kepada Tuhan.

 

 

 

25 02 24